
Ketika seorang kawan di Indobackpacker mengirim pesan pendek, spontan saya mengajukan diri ke Melaka dan KL bareng. Malacca adalah kota kebudayaan yang sangat diidamkan untuk siapapun yang tertarik dengan arsitektur dan sejarah. Walau belum pernah ketemu kami langsung akrab. Minggu pagi kami mengambil bis pertama menuju Malacca di Lavender Bus Station. Taripnya SGD11, bayar di tempat. Kalau mau lebih murah, pergi saja ke Johor Baru, ambil bis dari sana dengan hanya RM11 !!! Kurs tukar memang cukup membingungkan.
Empat jam perjalanan tanpa terasa sambil diiringi hujan deras. Sesampai di Melacca kami mengitari tempat2 strategis seperti Chinatown, Masjid Kampung Kling, Satdhuys dan Dutch Square. Walau hujan kami nekad meneruskan jalan. Hingga menjelang maghrib barulah sibuk mencari penginapan. Di Jl Bukit China kami menuju Eastern Heritage Guesthouse. Sayangnya semua kamar penuh membuat pilihan akhir tinggal di klas dormitory. Taripnya RM10 sahaja atau 27rebu rupiah !!! Hasilnya kami tertidur dengan bahagia.
Esoknya kami berkeliling mengitari Malacca. Sungguh kota ini mneyimpan sejarah yang panjang semenjak Parameswara membangun kampung di pinggiran sungai. Hingga bergelar Sultan Iskandar Syah kerajaan Malacca menerima baik pedagang2 dari China, Portugis, Belanda dan bahkan Jawa dan Ayuttaya. Bukti2 peninggalan bisa terlacak disini, menjadikan sebuah kota ini ideal untuk perburuan photo. Dengan berat hati kami meninggalkan Malacca siang tadi menuju KL.
Sangat banyak bis menuju kesana dengan tarip yang hampir sama sekitar RM9.50. Dalam waktu 2.5 jam kami sudah sampai di Puduraya Bus Station. Segera menuju Jl Bukit Bintang ke sebuah guesthouse bernama Number Eight. Sebuah tempat baru yang belum masuk dalam Lonely Planet. Menariknya inilah konsep guesthouse ideal untuk backpacker. Walau kami tinggal di dormitory dengan bunk bed, tapi kami bisa menikmati AC, breakfast, hot shower, teh/kopi gratis dan bahkan internet. Hanya RM30 permalam per orang pelayanan disini selayaknya hotel bintang dua.
Comments
Hany : saya blun ngecek ntar nyampe sing rebo awan wes.
jadi inget pelajaran sejarah jaman seragam putih merah dulu...
melaka,.. tempat kedua yang dihajar portugis setelah kozhikode
ohya mbak.. hang tuah kan sejarahnya disana ya ? (bener gak?) kuburnya ada gak ya ? ...
some historical value...
Aduh kisahnya hikayat Hang Tuah itu benar2 banyak pelajarannya...