Kenapa Dalam Bahasa Inggris ?


Tulisan ini terilhami karena ada komentar di Cerita Ambar tentang masalah grammar di postingan blog. Lantas saya termenung. Iya ya ngapain seh saya nulis pake bahasa enggres dengan grammar awut2an begitu.

Ada beberapa hal yang mendorong saya : pertama adalah diri sendiri. Saya ini produk 'sekolah negeri' yang standar pengajaran bahasa enggres yah begitu2 saja. Bukan produk klas internasional atau les di ELTI dan LIA. Gara-gara suka baca saja akhirnya 'memaksa' saya menggeluti teks bhs enggres. Menghabiskan 10 menit per halaman bukanlah hal yang memalukan. Trus karena ngotot pengen sekolah lagi, akhirnya ngambil test TOEFL baik paper based dan computer based. Lumayan-lah pokoknya ngg kalah sama yang les2 ituh. Kelemahan saya memang di grammar dan itu saya sadari betul. Makanya ngg pernah berani ngambil IELTS -test bhs enggres versi British Council.

Menulis dgn bhs enggres memang paling susah. Bukan saja harus mempergunakan alur logika dan tata bahasa menurut norma enggres tapi juga mempergunakan kaidah penulisan yang benar. Pertama nulis saya masih pake bhs indonesia trus ditranslate enggres, jadinya lucu banget. Saya musti ngobrak-abrik tulisan lagi plus dikritik : "Kok kamu mikirnya masih pake otak indonesia seh?".....ha yah rasakno koen ! (1)
Suami saya meskipun orang inggris tapi dia sendiri kesulitan menulis karena dyslexia -membuat dia ngg bisa spelling bahasanya sendiri (aneh bi ajaib). Jadilah saya ini berjuang sendirian, untung saja mertua menghadiahi Roget's Thesaurus yang terbukti membantu memberi pemahaman kata.

Nah didunia per-bloggingan dgn enggres karena nulis di Corbridges -blog kami berdua di Singapura sebagai jurnal untuk keluarga dan teman di Inggris. Meski enggres saya "pathing pecothot" (2) saya nekad. Lha wong bahasa native saya memang bahasa jawa kok ! Kemudian muncul komentar di blog membuat saya percaya bahwa biarpun awut2an tapi yang penting pesan/cerita yang ingin saya sampaikan itu sampai ke pembaca.

Inilah indahnya BLOG karena ia jadi sangat pemaaf. Di blog biar salah yang penting tulisan dan fakta tersampaikan, bahkan jika ada yang memberi tahu kesalahan seorang blogger harus bersedia merubah. Itu hukumnya. Karenanya ada fasilitas trackback (sayang blog Multiply ngg ada fasilitas ini) untuk menelusuri siapa menulis apa dan bagaimana data/informasi itu didapat. Blogging bukan masalah siapa penulis pertama dan ngerasa hebat. Tapi adalah bentuk percakapan (conversation) tematik yang membangun.

Trus ada beberapa bahasan/cerita yang memang sengaja saya buat dalam bhs enggres dengan harapan jangkauan pembaca yang melebar. Seorang kawan backpacker Agustinus Weng sungguh konsisten dengan ini. Kadang dia menulis bahasa Indonesia jika isinya berhubungan dengan publik Indonesia, tapi hampir semua posting-nya adalah bahasa Inggris. Blogger yang dinobatkan sbg duta Indonesia semacam Enda adalah dalam misi untuk mengenalkan Indonesia ke dunia luar.

Lah wong jelek-jelek yang penting karya sendiri-lah -ini adalah sayup2 suara orang 'nglokro' (3), tapi satu hal : JANGAN TAKUT nulis dengan bahasa enggres biarpun grammar semrawut macam saya ini. Setiap orang berproses untuk jadi lebih baik. Dan setiap proses membutuhkan upaya yang harus terus dihargai.

Baca : 10 Reason Why We Blog in English by Fatih Syuhud.


Catatan kaki -tambahan kosa kata jawa:
  1. ha yah rasakno koen : diambil dari bahasa jawatimuran yang berarti " rasain lo" sebagai ungkapan untuk ekspresi sayang (sering disalah artikan sebaliknya)
  2. pathing pecothot : adalah bahasa jawa dasar (basa jawa ngoko) yang menggambarkan bentukan geometris yang tidak beraturan.
  3. nglokro : adalah tingkatan mental seseorang dalam tahap putus asa
Tambahan : Apa itu dyslexia bisa dibaca lengkap di Wikipedia

Comments