Mataku Matamu


Singapura itu memang negara tukang jiplak nomer satu. Dan yang dicontek juga ngga tanggung2 apalagi kalau bukan mantan penjajahnya. Ini dia atraksi paling heboh paling tuop (halah..) seantero negeri sak cupet ini. Judulnya sih Singapore Wheel. Tapi coba aja deh liat websitenya, konsep dan penggarapan manajemen-nya meniru habis London Eye.

Sejak pembangunnya tiga tahun lalu, saya mengamati gimana sih bikin roda sak gede itu. Maklum beginilah kalau tukang. Dipetani siji siji. Dari membersihkan site sampai masang kapsul-nya. Terakhir January lalu secara struktural udah siap luncur. Katanya sih awal Maret ini mau dioperasikan. Ah ya dan tiketnya udah habis terjual jauh2 hari.


Beda antara London's Eye dengan Singapore Wheel ternyata dari cara bangunnya. Mata London diasembli di ground level diatas sungai Thames. Disambung dan ditaruh diatas semacam pelampung besar (barrage), lantas dinaikkan dengan ditarik per 2 derajat kemiringan/jam sampai posisi central. Sedang Mata Singapura dibangun di bawah dan dipasang per delapan section. Jadi pilar utama dulu baru delapan bagiannya dipasang satu persatu.

Weekend kemaren saya nengokin Mata London untuk kesekian kali. Saya kok ya ngga pernah terbersit pengen nyuba ya. Mungkin karena mahal. Sekali naik £13.50, yah miriplah sama Singapura yang SGD$29.50.

Kalau mau nonton London dari atas saya malah memilih cari yang gratisan. Nyebrang saja di Millenium Bridge menuju St Paul Cathedral. Masuk aja FREE trus menuju menaranya, sekalian mengagumi arsitektur Baroque didalam katedral ini. Mayan sih naik tangga tapi percayalah ngga rugi kok (he he he...dan ngga bayar).

Kalau Mata-nya Singapura? wah wes puas nonton dari tempat nginep saya. Atau Dagadu saja yang versi Mata-Mu Indonesia. Keep Smile Smart piss Djogja!




Comments