Bukan Penduduk Biasa



Meninggalkan Singapura ketika menjelang tahun baru China ngga nyesel juga. Biasanya sih malah sepi. Jadi ketika saya angkat kaki hari Kamis lalu (24 Jan 2008) ngga ada perasaan sedih. Selama setahun terakhir walau beralamat di negeri ini, senyatanya tempat ini hanya jadi tempat mampir. Karena menghabiskan lebih dari 90 hari di luar maka bisa disebut sebagai NOR (Non Ordinary Resident). Lah kalau ini mah urusannya sama kantor IRAS atau pajak. He he he hayoh sapa belum ngisi borang Self Assesment?

Gara2 urusan pajak ini jadi itung2an berapa hari tinggal di Singapura. Tahun lalu hanya dua setengah bulan saja. Dalam jangka waktu segitu berapa kali pindah2 tempat. Wah diingat-ingat mungkin 10 kali. Pokoknya hidup gelandang dari ransel ke ransel.

Orang selalu melihat saya kayaknya kok enak banget yah, kliling2 terus. Seperti pepatah Jawa :
urip iku mung sawang sinawang, the grass may look greener on the other side. Sepertinya hidup berpindah negara itu menyenangkan sekali. Ah itu kan 'kelihatannya' saja sodara-sodara.

Pernahkah berpikir betapa susahnya berurusan dengan authoritas yang baru, adaptasi dengan lingkungan dan bahasa yang asing, mencari moda transportasi yang mudah, atau hal sepele seperti membeli makanan yang 'baik'. Tiba di tempat baru harus mempelajari hal begini sebagai bagian dari bertahan hidup.

Jadi beruntung tidaknya adalah darimana kita menilai, disisi mana kita melihatnya. Ah atau memang hidup itu seperti bermain lotre ya?

Comments