(Di Singapura) Naik Sepeda itu Tidak Asyik



Semenjak hidup di Singapura 8 bulan ini kami ngga mempunyai mobil. Alasan utama adalah uang. Berapa duit untuk beli dan bayar permit. Belum lagi road tax dan asuransi. Apalagi Singapura ini negara kecil dan moda transportasi umum sangat nyaman. Taxi terhitung murah, dan MRT gampang ditemui.

Alasan lainnya adalah membiasakan ngga manja. Jalan kaki dan sepedaan menjadi menu utama. Peta Singapura di tangan kami hanya berumur dua bulan, lecek dan sobek sana-sini. Tapi sungguh bersepeda itu menyenangkan disamping kulit jadi item....
Hanya saja di Singapura ini pedestrian dan cyclist adalah kelas kesekian dari pemakai jalan. Beberapa kali saya disumpah serapah pengemudi mobil yang tak sabar. Bahkan di pelican crossing sekalipun yang ada tanda lampu amber dengan jelas2 ketentuan lalulintas mengatakan bahwa memberikan prioritas yang SEDANG menyeberang. Anak teman saya ketika pulang belanja akan ditabrak mobil di kompleks HDBnya -wilayah yang tentu dengan speed limit yang 15km/jam itu.

Yang menyedihkan adalah arogansi empunya mobil yang seakan kami pengendara sepeda ini adalah klas buruh. Di Singapura kebanyakan pengendara sepeda adalah beretnis India yang kebetulan pekerjaannya buruh konstruksi. Narrow minded ....tapi begitulah.
Saya yang terbiasa dengan lalulintas di Inggris jadi agak berang. Motorist atau apapun yang bermotor harus memberikan prioritas kepada non-motorist. Lucunya motorist lawan motorist juga sering terjadi di ruas S'pore-Malaysia. Bahkan terjadi penikaman di jalan karena sopir depannya memotong jalur dan membuat agresive gesture.

Walah ini toh yang dinamakan Singapore's kindness ???

Comments

Anonymous said…
Yak ampun, masih inget aja kejadian itu. Aku malah udah lupa kalo nggak baca ini. Itu sepeda lg nongkrong deket sate, yak? Hehehe...
Anonymous said…
Mbak, nggak ngira sebegitu kejamnya jalanan di sana :(
sama aja dong kayak di indo, pengendara roda dua tidak dapat prioritas..

emang disana gag ada jalur terpisah juga yah bwat roda dua? yang aku denger sih kalau di cina pengendara sepeda punya jalur sendiri..entah di negra lain gmn..
ambaradventure said…
hu hu hu itulah kenapa susah sepedaan disini. Orang-orang nganggep itu ndeso, kampungan, ngga elite...
Padahal ini palaing sehat, hemat, dan bersahabat
Anonymous said…
Paling enak bersepeda di daerah east mamee....PasirRis dan sekitarnya....udara seger dan ngga panas lagi. Wah...paling doyan ama daddy n Q1, tp setelah ada Q2 jadi repot soalnya boncengannya cuman 1 hihihihihi
Ellen Widyasari said…
waktu di pasir ris,suka dibonceng sepeda sama suami,dari rumah ke stasiun mrt
hasilnya? ban belakang sepeda mledos 2 kali (menandakan yg dibonceng beratnya luarrr biasa),rok kotor kena oli..
hasil lainnya, perut suami jadi kempes..hehe..bagus tho?istri mendorong suami jadi sehat dgn minta dibonceng sepeda..
ambaradventure said…
wadoww saya juga sering kempes tuh, tapi di Sing ngga ada tukang tambal ban. Jadi bawanya ban cadangan.... hi hi romantis sekali sepedaan berdua.
Anonymous said…
hey don't tell this shit doesn't happen to ur own country,what a big joke
Anonymous said…
tulisan yang ini aku link ya... thx.
Anonymous said…
di jakarta agak lebih parah.
tapi cuek aja mbak.
kita sedang sibuk kampanye Bike To Work di Jakarta.moga moga kalo ke Jakarta kelak, udah lebih enak sepedaan di jakarta.