Mc Cain Vs Obama di bidang inovasi dan tehnologi



"If we want an innovation economy, one that generates more Googles each year, then we have to invest in our future innovators.” Senator Obama

“I am uniquely qualified to lead our nation during this technological revolution.”
Senator
John McCain





Ada isu yang begitu serius saya ikuti sejak kampanye presiden US yakni bagaimana mereka akan membawa tehnologi ke arah yang lebih netral dan stabil. Sejak 8 tahun kepemimpinan Republikan dibawah Bush yang cenderung kanan, bidang ini mengalami kemunduran luar biasa. Perdebatan soal stem cell, net-neutrality, hingga inovasi energi baru untuk mengurangi indepensi amerika terhadap minyak mewarnai debat dengan masalah ekonomi.

Secara prinsip keduanya sangat berbeda. Bukan hanya Obama yang paling karib menggunakan Blackberry dan Youtube dibanding Mc Cain tapi juga kemampuan untuk memahami visi tehnologi mereka jika menjadi presiden paling berkuasa bumi ini.

Hanya Obama yang menjelaskan tentang visi tehnologi cukup detail dalam bukunya "Audacity of Hope" yang ditulis tahun 2006 ketika menjadi Senator. Dalam lawatan ke markas Google di Mountain View, ia melihat bahwa kebanyakan pekerja disana adalah berasal dari Asia atau Eropa Timur. Menurutnya, Amerika tidak akan mampu menandingi China dan India dengan memotong biaya dan mengecilkan pemerintah.

Sebagai wujud inovasi ekonomi, "Yakni untuk melahirkan perusahaan seperti Google, kita harus menginvestasikan penemu masa depan -dengan menggandakan bantuan pemerintah untuk riset dalam lima tahun kedepan, melatih 100,000 insinyur and scientist dalam waktu empat tahun ke depan atau menyediakan dana riset bagi para scientist muda negeri ini".

Mc Cain walaupun sudah menerbitkan lima buah buku, tidak satupun membicarakan bagaimana Amerika mengembalikan sebagai pemimpin tehnologi. Tapi di tahun 1997 Senator Mc Cain mengepalai Komite untuk Komersial, Sains dan Transportasi hingga tahun 2005. Salah satu jasanya adalah membatasi eksport sensitif tehnologi (senjata dan satelit) dengan alasan keamanan nasional ketika Amerika di awan perang terorisme dengan Al Qaeda dan negara lain seperti China, Iran, Korea dan India. Menurut beberapa pengamat, pembatasan ini sebenarnya tidak perlu dan makin menjauhkan dari kompetisi yang sehat. Saat ini India dan China muncul sebagai kekuatan baru di bidang tehnologi angkasa, bergabung dengan Rusia.

Jasa Mc Cain yang lain adalah di tahun 2005 ia mengajukan UU di bidang pembatasan panas akibat gas sebagai awal munculnya tehnologi hijau yang ramah lingkungan. Di tahun itu pula, terlihat bahwa Amerika menjadi importir tehnologi terutama dari China. Angka defisit itu hingga $60 billion.

Saat itu Obama bergabung dengan Senator lain mencari sponsor untuk meningkatkan dana riset dan pendidikan di bidang sains. RUU 18 itu berhasil melewati Senat, dengan Mac Cain abstain. Setelah ditanda tangani Bush, RUU itu kemudian menjadi American Competes Act atau UU Kompetisi Amerika.

Beberapa hal yang cukup menghantui adalah isu penting seperti energi alternatif, kontroversial soal Intilligent Design Vs Evolution Theory, Aborsi (Roe Vs Wade). Khusus untuk lingkungan, tampaknya White House kalah jauh dengan Gubernur California Arnold Schwarzenegger yang berkomitmen mengurangi emisi gas hingga 25% di tahun 2020.

McCain sebenarnya mencoba menjaring Silicon Valley yang secara tradisional pendukung Hillary ke dalam barisan kampanye dengan merekrut Carly Fiorina (mantan CEO Hawlett Packard), juga mendekati Meg Whitman (CEO Ebay). Sayangnya sentuhan mereka kurang terasa dihalau makin progresif-nya gerakan hijau dan kegalauan resesi yang diambang pintu.

Sejujurnya, saya mulai mikir Gubernur saya ini lebih pantas memimpin Amerika ketimbang Sarah Palin.

Sumber :
NY Times
The Republican War on Science by Chris Mooney
Obama's Science tech policies top McCain's by Anna Esho


Photo : Daniel Acker Bloomberg

Comments