Kemenangan yang diam



"Naked Cowboy predicts McCain landslide"
-on CNN Tshirt

Saya kaget ketika Senator Obama menang. Bukan karena dia mengalahkan McCain tapi karena kemenangannya yang besar. Kalau hitungan selesai hari ini, kemungkinan ia akan mendapat suara mayoritas diatas 60%.

Sejak siang tidak ada gairah berlebihan. Cenderung anteng. Tapi lihatlah protes diam di pantat mobil ini. " Bush Lies," kata si stiker. California adalah lumbung Demokrat karena menyumbangkan 55 EV (electoral votes), sesuai dengan jumlah penduduknya yang paling gede se Amerika.

Pukul 5 saya menuju San Fransisco, ada kuliah malam ini biarpun pemilu. Di perjalanan dengan bis muni beberapa orang muda sekitar 20-an nampak antusias. Ternyata mereka ini pendukung McCain. Kebanyakan kulit putih, middle class dan sedikit hip.

Pukul 6.30 kuliah dimulai dengan presentasi interior desain & arsitek dari Brower Centre.

Pukul 7 malam PST adalah ditutupnya pemilu di California, tapi hasil sudah mulai berdatangan dari wilayah East Coast yang beda beberapa jam. Klo ada yang nanya kenapa sih hasilnya bisa cepet banget, jawabnya karena sebenarnya banyak yang nyoblos awal atau milih lewat surat.

Pukul 7.40 sambil kuliah kami memonitor hasil. Beberapa mengeluarkan laptop, stand by dengan perkembangan baru. Hasil pertama adalah 207 (D) lawan 143 (R). Kalau dilihat peta sebaran sebenarnya banyak merahnya alias Republik, tapi yang dihitung adalah EV yakni jumlah pemilih per state dibanding dengan nasional. Contohnya Alaska. Biarpun wilayahnya gede banget tapi cuma nyumbang 3 EV karena emang jumlah penduduknya kecil. Untuk menang Obama perlu minimal 270 suara, beberapa kawan nampak cemas, was-was dan ngga sabar. Dugaan saya, Obama akan menang sekitar 6-8 point diatas McCain.

Kuliah berlanjut. Ngomongin strategi membangun Green Building. Gray water, rain harvest, sun shades etc.



Pukul 08.00 hasil menunjukkan 283 (D) lawan 154 (R). Semua mulai tersenyum, relaks. "He win," beberapa mendesis bahagia. California terlihat solid biru. Pertanda baik. Florida, Ohio belum terlihat. Wilayah ini merupakan battleground. Matematika pemilu USA memang unik.

Pukul 8.10 menit kuliah berhenti ketika McCain menyampaikan "speech concession" atau pidato kekalahannya. Kami nonton dari projector live di MSNBC. Sesungguhnya saya cukup terharu. McCain menyampaikan pidato dengan senyum ceria, menerima kekalahan dengan lega. Beda banget dengan Sarah Palin dan suaminya Todd, yang terlihat cukup terpukul.

Kuliah berlanjut, ada diskusi per kelompok melihat visi masing2.

Pukul 9.05 Kami terduduk menyaksikan Barack Obama pidato penerimaannya di Chicago. Pidato mengucapkan terimakasih pada pendukungnya, menyakinkan untuk bersatu menuju ekonomi yang lebih baik. Pidato yang menyentuh karena hampir separoh di kelas menetes air mata. Sejak delapan tahun mereka menunggu. Klas saya yang mixed ras tapi kebanyakan putih ini terlihat merekah. Saya menyalami mereka, membilang "Semoga ini pilihan terbaik untuk America dan seluruh dunia."

Pukul 9.30 kuliah selesai, rencana pesta sekelas ke sebuah resto Afrika batal. Ternyata kami memlilh duduk di kelas hingga akhir. Saya jalan kaki menuju stopan bis. Sambil jalan saya melalui pusat kota San Francisco menuju stasiun kereta. Banyak yang terlihat over joy, terutama generasi muda. Berteriak di jalan mengeluarkan ekspresi. Saya lewat Market St, Yerba Buena Art Centre, trus Jewish Museum kemudian hotel Westin dan sebuah bar di belakangnya. Ramai tapi tidak penuh. Beberapa mobil menyalakan klakson dengan keras, ada yang mengibarkan bendera kecil. Tidak ada pawai, tapi sporadis saja.

Di perempatan saya lewat sebuah toko mewah tapi di depan pintunya ditiduri gelandangan. Ia nampak tidak peduli.

Sejarah tercipta hari ini. Presiden hitam pertama, multinasional dan multirasial. Saya teringat pidato Obama tadi. Ia bertutur :

"This election had many firsts and many stories that will be told for generations. But one that's on my mind tonight's about a woman who cast her ballot in Atlanta. She's a lot like the millions of others who stood in line to make their voice heard in this election except for one thing: Ann Nixon Cooper is 106 years old.

She was born just a generation past slavery; a time when there were no cars on the road or planes in the sky; when someone like her couldn't vote for two reasons -- because she was a woman and because of the color of her skin.

And tonight, I think about all that she's seen throughout her century in America -- the heartache and the hope; the struggle and the progress; the times we were told that we can't, and the people who pressed on with that American creed: Yes we can."

Saya terharu.

Comments