Satay Street



Nama sebenarnya adalah Lau Pa Sat Festival Market atau di Boon Tat St. Terletak di Chinatown sekitar 10 menit jalan kaki dari tempat saya tinggal sekarang. Seperti nama julukannya, jalan ini dipenuhi penjual sate. Los untuk kios dari ujung ke ujung sekitar 20 kios semuanya menjual paket sate ayam, sate kambing dan sate udang.

Sebenarnya Satay St ini bagian dari foodcourt yang berada di jalan itu. Foodcourt-nya sendiri sangat cantik karena dibuat dari casting baja ala jaman kolonial Inggris. Karena itu kios2 sate harus berada di luar hingga melibatkan pembakaran dan berefek asap enggak mengganggu didalam. Tempat makannya juga di jalan, ngg pake tenda.


Nah yang cukup unik adalah jalan ini baru boleh dirubah jadi restoran jalanan kalau udah menunjukkan pukul 7 malam pas. Jadi di tepi jalan udah bersiap bapak2 dengan kursi plastik dan meja juga pagar pembatas menanti tepat pukul tujuh malem. Setelah 'theng' barulah pagar besi ditarik untuk menutup jalan Boon Tat St. Dalam waktu kurang dari 30 menit, tempat ini udah ramai dikunjungi pencari makan.

Jumat malam lalu kami kesana. Mencoba memesan paket dasar 10 sate ayam, 10 sate kambing dan 5 sate udang. Harganya dipatok $20 plus $1 untuk dua potong lontong. Mungkin terasa mahal karena umumnya sate disini cuma jadi kayak snek saja, sedang makanan utama yang lebih bisa dipesan di foodcourt.

Sate kambing dan sate ayam buat kita termasuk terlalu manis. Tapi sate kambing agak cukup menolong karena rasa manis untuk menutupi kandungan lemaknya. Sedang yang udang dibuat asin. Sepertinya ditaburi garam atau dilumuri sebelum dan sesudah dibakar. Boleh dibilang sate udangnya lebih mengesankan jika diberi kecap manis ala Bango atau ABC.


Bumbunya juga lumayan, tapi katanya kurang pedas. Menurut saya sih udah cukup spicy dengan gerusan kacang yang masih dibiarkan cruncy. Ngg terlalu halus banget. Cuma rasa kacang Singapura beda yah dengan kacang jawa....rasanya kok kurang gurih gitu atau emang lidah saya yang beda?

Makan di Satay St kesannya mungkin terlalu turis buat kita. Tapi malam itu hanya sekitar 5% yang berwajah asing. Lainnya adalah lokal. Kata kawan jalan saya, memang ini populer untuk orang Singapura. Beberapa tahun lalu ia merasakan sate disini atas ajakan kawan.

Tapi jangan dibandingkan dengan sate Braddell yah...


Comments