12 jam cukup di Hong Kong


Jumat 30 Maret 2007,

Pagi itu Hong Kong terlihat muram. Garis kabut tebal mewarnai pegunungannya yang megah. Lah kok mendung dan mo hujan gini? Agak pesimis sewaktu ketika sebelum berangkat cuaca menunjukkan thunderstorm and rain dengan suhu 22C. Rasanya transit hari itu adalah keputusan yang salah.

Ini adalah enroute pertama saya menginjakkan kaki di pulau Jackie Chan. Terus terang saya ngg kepengin ketemu Jackie Chan, Bruce Lee, Jet Lee, Cho Yun Fa, dll. Saya cuma kepengin melemaskan kaki sebelum penerbangan berikutnya. Seorang kawan meyakini bahwa transport di Hong Kong gampang sekali. Bus, kereta, ferry mudah dijalanin. Masalahnya : saya cuma 12 jam. Bukan 2 atau 3 hari. Saya berpikir ingin nyuba sightseeing tur sajalah, setelah itu saya bisa klinong2 sendirian.

Peta dan informasinya saya dapatkan di konter Visitor Information yang berada sebelum pintu imigrasi. Ngg perlu visa China, cukup boarding pass next flight dan senyum ampuh orang Indonesia. Ah ya buanyak banget mbak-mbak PRT disini jadi mungkin muka saya pasaran di Hong Kong.

Saya mengunjungi jembatan Tsing Ma yang merupakan engineering marvel-nya Hong Kong. Ada dua deck. Atas untuk main transport, kedua adalah untuk kereta dan emergency vehicle. Dari jauh hanya upper deck yang terlihat. Melengkung dengan system kabel tension. Desainnya cantik sekali dan dari sisi alumni tukang jalan dan jembatan karya ini menyenangkan. Proyek yang menarik, itung2an beban yang menarik. Sekali lagi sayang langit Hong Kong sedang muram. Foto juga jadi ngg berbinar.


Hong Kong sendiri terdiri dari banyak pulau2 kecil dengan background gunung yang mengesankan. Naluri untuk menjejak kaki ke gunung datang juga Saya bayangkan pasti menarik banget cross hiking disini. Kenapa enggak ada promosi hiking di Hong Kong ya?
Betul, secara geographis Kowloon Peninsula dan pulau Lantau sangat menarik dijejaki. Hiks itu menurut saya yang ngg hobi shopping. Apalagi secara visual Hong Kong terlalu banyak gedung2 tinggi. Luar biasa tinggi dan berjejal.


Saya pikir Singapura sudah cukup padat ternyata saya salah. Sayangnya Hong Kong kurang menjaga gedung2 tua peninggalan kolonial. Hampir semuanya baru. Kecewa. Saya pikir bisa melakukan penjelajahan arsitektur disini. Kawan saya bilang, ke China saja kalau sekalian lihat gedung kuno. Iyah saya kira bisa menemukan hasil blending menarik dari mantan koloni inggris ini. Ternyata tidak.

Object berikutnya adalah temple. Sejak di Singapura saya suka main ke Budhist atau Chinese/Hindus temple. Athmospher-nya terasa sekali. Di Man Mo Temple saya mengintip sebuah shrine yang tidak biasa. Ada lingkaran dupa yang dipajang di langit2. Gelap dan berasap diselingi cahaya lilin.

Lainnya hanya shopping mall dan shopping mall. Membosankan. Saya tergoda mencoba Ngong Ping 360 kembali ke Lantau Island sekalian melihat patung Budha raksasa. Tapi saya lihat langit tidak mengijinkan. Mendung makin tebal dan saya yakin ngg bakal mendapat pemandangan spektakuler yang saya inginkan. Saya memilih mandi dan tidur sejenak di bandara.

12 jam cukup untuk singgah Hong Kong.

Comments