Onroad 3 Borneo Revisited : See Abraham Lincoln

Sandakan-KK-Miri-Mulu, 5 -7 March 2006

Dari Uncle Tan Camp kami balik lagi ke Gum Gum menuju kota Sandakan jaraknya sekitar 25 km. Kami memilih naik mini biskota. Bis warna ijo ini terlihat tua, terkelupas sana sini, mesinnya juga sedikit ngrek..ngrek. Tapi yang menakjubkan adalah sound sysytem-nya. Dua speaker besar disamping sopir plus 3 speaker kecil mengelilingi bagian bis. Dengan volume yang ngg kalah dengan ravehouse sopir memasang lagu2 hip hop top 40. Dari 50cent, Dr Dre, Black Eye Peas sampe Eminem. Dentumnya yang keras sangat terasa di dinding kaca jendela di samping tempat duduk saya. Menggelegar diantara jalanan Sandakan di siang hari bolong. Wow !

Hari itu hari Minggu. Tujuan kami adalah ATM di Sandakan, sedang airportnya sendiri ada di luar kota. Disini saya baru sadar bahwa kami sehari lebih awal dari rencana semula. Jadi harus merubah seluruh penerbangan domestik yang sudah saya pesan. Di bandara seorang gadis dari Malaysia Airlines dengan simpatik membantu kami. Anehnya tiket yang saya 'perintahkan' untuk dikirim ke Sandakan malah terkirim di KL. Jadilah dengan dibantu manajernya kami menyelesaikan dengan cepat. Duh salut banged dengan kinerja mereka.

Sandakan - KK hanya sekitar 45menit, kali ini kami mencari hotel di sekitar chinatown dengan tarip RM65 untuk twin. Keesokan harinya kami mengejar pesawat paling pagi menuju Miri. Dari Miri kami nyambung menuju Mulu pukul 10:05. Tahun lalu ketika pertama mengunjungi Miri saya terpesona dengan bandara yang baru. Bandara Mulu juga bersolek diri dengan tambahan ruang. Kali ini kami memakai Fokker 50, isinya penuh dengan turis baik lokal dan asing. Dengan frekuensi 3X sehari terlihat Mulu mulai menunjukkan nama besarnya. Letaknya di tengah belantara Borneo membuat akses sangat terbatas. Kalau ingin jalan darat Mulu Nat Park bisa dicapai dengan perahu dalam 2 hari dengan 4 tahap. Dengan pesawat hanya membutuhkan 30 menit !

Hari pertama kami lalui dengan tour untuk 2 show cave : Lang Cave dan Deer Cave. Yang paling dramatis adalah Deer Cave karena jalan masuknya yang luar biasa gede. Meski sudah pernah kesana saya tetap terpesona. Di UK saya pernah caving dengan gua terbesar disana : Gapping Gyll yang tingginya 110m, panjang dan lebarnya 145m x 25m. Untuk Deer Cave ini mungkin tiga kali lebih besar dari Gapping Gyll. Bahkan orang Malaysia berujar : gua ini bisa dimasuki 47 biji pesawat Boeing. Hmm agak berlebihan nampaknya...

Salah satu yang menarik adalah bentukan batu di mulut gua membentuk siluet Abraham Lincoln. Untuk melihat siluet ini harus berjalan dulu melewati papan kayu sekitar 50m sebelum memasuki bagian gua yang gelap. Saat ini di Deer Cave sudah dipasang lampu kecil sepanjang jejaknya. Indah sekali kalau dilihat dari ketinggian. Jalan terus sembari membawa lampu senter hingga ke bagian terakhir Deer Cave yaitu Garden of Eden. Sebuah pemandangan mengesankan : mulut gua diterangi cahaya dari luar terlihat penuh tanaman yang kaya akan spesies baru seperti ketika ditemukan tim ekspedisi BCRA di tahun 80an.


Lang Cave meski kecil tapi ornament-nya indah. Ornament seperti curtain dimana-mana. Letak dua gua ini hanya sekitar 10 menit jalan, jadi biasanya diantar ke Lang dulu baru ke Deer Cave. Setelah puas maka segera tontonan berikutnya tak kalah menarik. Jutaan kelelawar keluar dari Deer Cave membentuk gelombang tak henti. Kali ini kami membawa perlengkapan untuk mengabadikan peristiwa ini. Kelelawar ini keluar sekitar pukul 5-6 petang dengan mengeluarkan suara buzzzz seperti lebah. Beberapa elang dan hornbill mengambil kesempatan, mencaplok keleawar yang terbang bergerombol. Sebuah adegan yang mengesankan.


Hari itu kami balik ke penginapan. Sekitar 3.5 km kami tempuh untuk balik ke pintu depan Nat Park. Kami menginap di Royal Mulu Resort untuk merasakan empuknya kasur sebelum keesokan harinya pindah ke akomodasi di Mulu Nat Park. Royal Mulu adalah resort yang dibangun dengan tema natural. Rasanya sangat asing menemukan tempat senyaman ini di tengah lebatnya hutan Borneo.

Comments