Onroad Vietnam 2 : Halong Bay Tanpa Nginep di Perahu

Sa Pa, Vietnam border 2rd February 2006

Kami menemukan tur Halong Bay 2D/1N sekitar US$30 bermalam di atas kapal junkung. Tapi rasanya kok pengen lebih jauh lagi. Itupun beruntung karena biasanya liburan Tet membuat semua aktivitas berhenti sampai 3 hari. Jadilah kami ke hingga Cat Ba, sebuah pulau di penghujung Halong, nyaris berbatasan laut langsung dengan Cina di teluk Tonkin. Dari Hanoi dengan minibus memakan 3 jam menuju Halong City. Di pelabuhan telah bersandar puluhan kapal jukung siap mengangkut para turis. Sekitar pukul 1130 kami berangkat dengan sebuah kapal satu tingkat. Kapal seperti ini hanya untuk membawa penumpang tanpa menginap, sedang yang lebih besar memiliki 3 tingkat lengkap dengan tempat tidur dan meja makan.

Hari itu cuaca mendung, rintik2 dan suhu cukup dingin untuk kulit tropis begini. Kami terpaksa menghabiskan dua malam di pulau Cat Ba. Seharusnya malam pertama dilewati diatas kapal, tapi berhubung kapasitas cuma 16 kami "diungsikan" ke hotel Cat Ba Harbour Inn. Sejujurnya hotel ini lebih nyaman ketimbang kapal, tapi semua orang bilang ke Halong Bay tanpa nginep di kapal rasanya seperti sate ngg pake saus kacang. Ngg berasa...


Cat Ba menemukan diri sebagai pulau baru bagi kunjungan turis Cina, Hongkong dan Taiwan. Layanan ferry langsung dan meningkatnya hotel serta kawasan resort di daerah ini bukannya membuat Cat Ba makin suram. Malah makin berbinar dengan beberapa pantai, gua dan National Park yang lumayan untuk dijelajahi. Kami mencoba trekking di Nat Park yang bisa dibilang ringan. Lumayanlah buat nglurusin kaki. Tapi pemandangan di puncak bukit adalah view kawasan Cat Ba dan limestone yang menganga. Saat sunset dinikmati dengan duduk di pelabuhan memandang ratusan rumah nelayan yang mengambang di sepanjang teluk. Rumah2 kebanyakan berwarna hijau itu adalah tempat hidup dan juga tempat memelihara ikan di keramba. Tampak seseorang menghampiri dengan sampan kecilnya. Gadis kecil berusia 11 tahun menawarkan jasa membawa kami mengelilingi rumah2 nelayan. Dengan sepatah dua patah kami setuju 30,000vnd untuk sekali jalan. Dibawanya kami ke sampan bambu yang dilapisi aspal dan cat antifouling berwarna hijau terang (cat ini untuk membuat dasar sampan bersih dari algae). Di sela suara gonggong anjing, nampak para nelayan sedang menyiapkan jaring di depan rumahnya. Seorang ibu tengah mencuci dan beberapa anak malambai tangan. Rumah tak sampai 2x3m bagi "orang perahu" rasanya sudah cukup. Galon2 warna biru sebagai pengambang berjejer dimana-mana, juga keramba untuk ikan, kerang dan siput. Sunset sore
itu indah sekali.

Pagi harinya kami tinggalkan Cat Ba menuju Halong. Kali ini cuaca sangat bersahabat, matahari bersinar terik. Keindahan karang2 limestone yang membuat Halong Bay dinobatkan sebagai salah satu World Heritage berjejer di kejauhan dengan kabut pagi yang masih menggayut. Rasanya foto2 yang pernah saya lihat mengalahkan keindahan di depan mata. Speechless dah..

Setiba kembali di Hanoi kota ini serasa berubah. Jadi luar biasa riuh setelah ditinggalkan penhuninya sehabis Tet Festival. Usaha terakhir untuk mendapat tiket kereta ke Lao Cai membuahkan hasil. Kereta malam itu sibuk sekali, kami hanya kebagian kelas ekonomi (bangku keras dari kayu). Berangkat dari Hanoi 5 jam setelah kepulangan kami dari Halong. Keretanya sendiri cukup lumayan, artinya meski deket wc tapi ngga bau. Penumpang lainpun nampak bersahabat walau kami satu2nya orang asing di gerbong. Kereta berangkat pukul 11.20pm dan tiba di Lao Cai 8.30 pagi.

Lao Cai berada hanya sekitar 3km dari perbatasan darat antara Vietnam dan China. Kota ini adalah pintu gerbang menuju Sa Pa sebuah kawasan pegunungan dengan suku2 asli. Populasi terbesar adalah Black Hmong disusul Zao , Red Zao dan Tay yang mendiami beberapa desa. Setiap akhir pekan mereka berkumpul di sebuah pasar di pusat kota Sa Pa dengan tujuan berbelanja.


Untuk Mas Puguh, makasih infonya. Kami ke Hilton ngg sengaja karena liat ada tukang cyclo (becak ala hanoi) berderetan disamping gedung. Untuk Mas Bali, Hanoi dan Saigon mempunyai daya tarik sendiri. Saya pribadi lebih menyukai Hanoi karena akses ke Halong dan Sa Pa. Juga kotanya sendiri saya nikmati benar : dari harumnya bunga2 mawar yang dijual asongan hingga baguete dan kopi super kentalnya.

*missing episode ini karena kegagalan internet di Cat Ba. Leg perjalanan dilakukan sebelum Sa Pa trekking dalam episode Onroad 3 About Hmong.

Comments