Climbing the mountain : it's not a silly thing to do



Once you tried it, it was very difficult to stop.
Eric Shipton (1907-1977) Himalayan Explorer and Alpinis stye founder

Setiap kali turun gunung selalu ada pertanyaan : what I have done? Menguras tenaga, terseyok-seyok berjuang ke puncak dan sesampai diatas menikmati pemandangan lalu turun lagi. Oh sesuatu yang bodoh ?

Bukan. Satu hal membuat ingin kembali melakukan adalah achievement -mencapai sesuatu dan menyelesaikan sesuatu. Sebuah pembelajaran self motivation untuk tidak menyerah. Juga berlatih menggunakan akal sehat dan mengambil keputusan-keputusan. Kegiatan adventures apapun selalu beresiko, tetapi mengerti limit diri sendiri dan tahu kadar nalar kita adalah sebuah kombinasi yang unik.

Limit itu sendiri sangat fleksibel, menjadi sebuah permainan untuk ditarik hingga tertinggi. Saya kira hanya diri sendiri yang tahu batas itu. Saya salah. Ada orang yang bisa melihat potensi dan membantu menemukannya.

Seperti Shipton yang dyslexia ketika kecil hingga tumbuh menjadi seorang mountaineer perintis, saya juga mengalami kesulitan baca ketika kecil. Ketika SD rapor saya tertera angka merah menunjukkan "kebodohan" saya. Berjuang untuk mencapai kepercayaan diri dan menemukan limit itulah yang membuat saya selalu kembali ke gunung.

Comments

ambaradventure said…
capeknya selalu lupa, indahnya selalu diingat. Dulu cuma hoby walking, lama2 diajak hiking trus jadi climbing. Cari udara sehat....
Disini kepala ikan dikari ala India. Foto dan artikel disini:
http://corbridges.blogspot.com/2005/09/art-of-eating-fish-head_07.html