Ada ironi tentang dua blogger Singapura yang dinyatakan bersalah karena dianggap menyebarkan racist dalam blogs dan commentsnya. Ah ya jadi ingat pengalaman pribadi. Dalam kurun waktu empat tahun hidup di negara mayoritas kulit putih dan 7bulan dalam negara mayoritas kulit kuning banyak peristiwa kecil yang menuntun pada kearifan ras.
Insiden lebih sering terjadi berurutan dengan pola yang berbeda. Semua bermuara pada stigma. Bahwa berkulit anu pastilah seperior, bahwa agama anu adalah yang terbenar, bahwa ras anu adalah terbaik di muka bumi ini. Tapi ketika kita dihadapkan pada realitas bahwa didunia ini ada beratus ribu ras, bermacam agama dan bermacam budaya maka kembali kepada pada itu tadi kearifan. Menerima atau mengingkarinya. Bahkan Hitler-pun mengakui :
Pertanyaannya :
[1] Apakah saya bisa menerima mereka
[2] Apakah mereka bisa menerima saya
[3] Adakah sesuatu (ie : law enforcement) yang melindungi saya
[4] Adakah itikad ("will") untuk memberi ruang bagi saya
Related sources :
Tomorrow : Agregate Bloggger dari Singapura
Hitler : Who is He from Wiki
Ini biangnya di UK (Inggris)
Insiden lebih sering terjadi berurutan dengan pola yang berbeda. Semua bermuara pada stigma. Bahwa berkulit anu pastilah seperior, bahwa agama anu adalah yang terbenar, bahwa ras anu adalah terbaik di muka bumi ini. Tapi ketika kita dihadapkan pada realitas bahwa didunia ini ada beratus ribu ras, bermacam agama dan bermacam budaya maka kembali kepada pada itu tadi kearifan. Menerima atau mengingkarinya. Bahkan Hitler-pun mengakui :
"I have never regarded the Chinese or the Japanese as being inferior to ourselves. They belong to ancient civilizations, and I admit freely that their past history is superior to our own. They have the right to be proud of their past, just as we have the right to be proud of the civilization to which we belong. Indeed, I believe the more steadfast the Chinese and the Japanese remain in their pride of race, the easier I shall find it to get on with them."Sebagai individu, kita berangkat dari sosial kultur yang berbeda. Saya misalnya: orang Jawa, kulit coklat, muslim. Ketika saya hidup di negara kulit putih saya adalah minoritas, dan ketika saya hidup di negara sekuler saya adalah minoritas, juga ketika saya hidup di lingkungan anglo-saxon saya adalah minoritas.
the Political Testament of Adolf Hitler (1945)
Pertanyaannya :
[1] Apakah saya bisa menerima mereka
[2] Apakah mereka bisa menerima saya
[3] Adakah sesuatu (ie : law enforcement) yang melindungi saya
[4] Adakah itikad ("will") untuk memberi ruang bagi saya
Related sources :
Tomorrow : Agregate Bloggger dari Singapura
Hitler : Who is He from Wiki
Ini biangnya di UK (Inggris)
Comments
mbak apakabar..hari ni jalan2 kemana nih :)
have a great day ya